Minggu, 16 Desember 2012

0 Penguasa Baru Dunia Maya

Date: Minggu, 16 Desember 2012 14.45
Category:
Author: ilmu komputer
Share:
Responds: 0 Comment



Pertanyaan seputar siapa mengendalikan internet akan menjadi topik perdebatan dalam sebuah konferensi 12 hari di Dubai.  Konferensi Dunia Telekomunikasi Internasional , yang dibuka Senin kemarin, bertujuan merancang sebuah pakta baru guna menjadi landasan regulasi telekomunikasi internasional.
Aturan yang ada saat ini dibuat pada tahun 1988. Konferensi ini disponsori oleh International Telecommunication Union (ITU), badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk teknologi informasi dan komunikasi.
Namun, rancangan aturan baru ini mengundang kekhawatiran terkait usulan pemusatan kontrol atas Internet oleh PBB. Konferensi ini juga dikecam karena kurangnya transparansi. Dokumen yang dibahas tidak tersedia untuk umum sementara penyelenggara juga  merahasiakan sejumlah usulan yang akan diperdebatkan.
Salah satu pengkritik terbesar konferensi ini adalah perusahaan internet AS seperti Google.
Google meluncurkan sebuah kampanye bulan lalu yang meminta para pengguna internet untuk menyerukan agar pemerintahnya mengecam konferensi tersebut sebagai forum yang tidak tepat untuk menentukan masa depan Internet.
“Hanya pemerintah yang memiliki suara di ITU,” tulis Google dalam situs Take Action miliknya. “Ini termasuk sejumlah pemerintah yang tidak mendukung Internet yang bebas dan terbuka.”
Satu perdebatan kunci dalam konferensi ini adalah adanya proposal dari Rusia dan beberapa negara Afrika untuk merebut kontrol internet dari Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN) — sebuah organisasi pengawas internet –dan organisasi lainnya yang kebanyakan berbasis di AS.
Inti dari proposal Rusia tersebut adalah seruan kepada semua negara untuk “memiliki hak yang sama dalam pengaturan  Internet, termasuk dalam hal penjatahan, pembagian tugas dan reklamasi penomoran, penamaan alamat [website)], dan identifikasi sumber [konten].”
Proposal Rusia ini terkuak dalam WCITleaks.ORG,  sebuah situs yang didirikan demi transparansi konferensi.
Sementara itu, proposal yang diajukan India dan beberapa negara Afrika dan Timur Tengah, mencakup pemberian izin bagi operator telekomunikasi untuk mengenakan premi terhadap perusahaan konten Internet –seperti Facebook dan YouTube – berdasar jumlah pengiriman data di seluruh wilayah negaranya.
Menurut mereka, biaya yang dikenakan akan membantu perusahaan telekomunikasi membayar biaya mahal perbaruan jaringan terkait melonjaknya transfer data akibat smartphone yang memiliki fitur streaming video.
Sebanyak 17 negara Arab, termasuk tuan rumah Uni Emirat Arab (UAE), menginginkan kontrol internet lebih besar oleh pemerintah dalam mengawasi Internet dan transfer data. Kelompok tersebut menginginkan identifikasi universal bagi semua pengguna internet.
Proposal tersebut mendapat kecaman yang memperingatkan bahwa usulan seperti itu bisa memperbesar pengawasan traffic internet secara menyeluruh dan sensor oleh pemerintah di negara-negara yang saat ini sudah memblokir konten-konten yang bisa ditonton oleh penduduknya secara online.
Bulan lalu, UAE mengesahkan undang-undang internet yang salah satunya memungkinkan hukuman penjara bagi siapapun yang menggunakan Internet untuk menghina para pemimpin negara tersebut atau menyulut demonstrasi atau aksi jalan tanpa izin pemerintah.
“Pemerintah di seluruh negara ingin merebut kembali kendali dan kontrol [atas internet], setelah hal tersebut jatuh ke tangan sejumlah individu berpengaruh,” ujar Marietje Schaake, anggota Parlemen Eropa.
“Beberapa proposal yang diajukan dianggap ancaman bagi Internet yang terbuka, bagi netralitas, dan bagi kebebasan berpendapat,” tambah Marietje.
Bulan lalu Parlemen Eropa menyatakan ITU bukanlah lembaga yang tepat untuk memegang otoritas internet. Pengamat memprediksi konferensi di Dubai tersebut tidak akan membawa perubahan drastis terhadap aturan-aturan internet. Sekretaris Jenderal ITU Hamadoun Touré menyatakan bahwa setiap perubahan harus disetujui oleh setiap negara peserta.
ITU mengatakan pihaknya akan menerbitkan dokumen-dokumen yang digunakan dalam konferensi tersebut.
Sumber Artikel : http://indo.wsj.com/posts/2012/12/04/siapa-penguasa-dunia-maya/

Artikel Terkait :



Posting Komentar