Pertanyaan seputar siapa mengendalikan internet akan menjadi topik perdebatan dalam sebuah konferensi 12 hari di Dubai. Konferensi Dunia Telekomunikasi Internasional , yang dibuka Senin kemarin, bertujuan merancang sebuah pakta baru guna menjadi landasan regulasi telekomunikasi internasional.
Aturan
yang ada saat ini dibuat pada tahun 1988. Konferensi ini disponsori
oleh International Telecommunication Union (ITU), badan Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) untuk teknologi informasi dan komunikasi.
Namun,
rancangan aturan baru ini mengundang kekhawatiran terkait usulan
pemusatan kontrol atas Internet oleh PBB. Konferensi ini juga dikecam
karena kurangnya transparansi. Dokumen yang dibahas tidak tersedia untuk
umum sementara penyelenggara juga merahasiakan sejumlah usulan yang
akan diperdebatkan.
Salah satu pengkritik terbesar konferensi ini adalah perusahaan internet AS seperti Google.
Google
meluncurkan sebuah kampanye bulan lalu yang meminta para pengguna
internet untuk menyerukan agar pemerintahnya mengecam konferensi
tersebut sebagai forum yang tidak tepat untuk menentukan masa depan
Internet.
“Hanya pemerintah yang memiliki suara di ITU,” tulis Google dalam situs Take Action miliknya. “Ini termasuk sejumlah pemerintah yang tidak mendukung Internet yang bebas dan terbuka.”
Satu
perdebatan kunci dalam konferensi ini adalah adanya proposal dari Rusia
dan beberapa negara Afrika untuk merebut kontrol internet dari Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN) — sebuah organisasi pengawas internet –dan organisasi lainnya yang kebanyakan berbasis di AS.
Inti
dari proposal Rusia tersebut adalah seruan kepada semua negara untuk
“memiliki hak yang sama dalam pengaturan Internet, termasuk dalam hal
penjatahan, pembagian tugas dan reklamasi penomoran, penamaan alamat
[website)], dan identifikasi sumber [konten].”
Proposal Rusia ini terkuak dalam WCITleaks.ORG, sebuah situs yang didirikan demi transparansi konferensi.
Sementara
itu, proposal yang diajukan India dan beberapa negara Afrika dan Timur
Tengah, mencakup pemberian izin bagi operator telekomunikasi untuk
mengenakan premi terhadap perusahaan konten Internet –seperti Facebook
dan YouTube – berdasar jumlah pengiriman data di seluruh wilayah
negaranya.
Menurut mereka, biaya yang
dikenakan akan membantu perusahaan telekomunikasi membayar biaya mahal
perbaruan jaringan terkait melonjaknya transfer data akibat smartphone
yang memiliki fitur streaming video.
Sebanyak
17 negara Arab, termasuk tuan rumah Uni Emirat Arab (UAE), menginginkan
kontrol internet lebih besar oleh pemerintah dalam mengawasi Internet
dan transfer data. Kelompok tersebut menginginkan identifikasi universal
bagi semua pengguna internet.
Proposal
tersebut mendapat kecaman yang memperingatkan bahwa usulan seperti itu
bisa memperbesar pengawasan traffic internet secara menyeluruh dan
sensor oleh pemerintah di negara-negara yang saat ini sudah memblokir
konten-konten yang bisa ditonton oleh penduduknya secara online.
Bulan
lalu, UAE mengesahkan undang-undang internet yang salah satunya
memungkinkan hukuman penjara bagi siapapun yang menggunakan Internet
untuk menghina para pemimpin negara tersebut atau menyulut demonstrasi
atau aksi jalan tanpa izin pemerintah.
“Pemerintah
di seluruh negara ingin merebut kembali kendali dan kontrol [atas
internet], setelah hal tersebut jatuh ke tangan sejumlah individu
berpengaruh,” ujar Marietje Schaake, anggota Parlemen Eropa.
“Beberapa proposal yang diajukan dianggap ancaman bagi Internet yang terbuka, bagi netralitas, dan bagi kebebasan berpendapat,” tambah Marietje.
Bulan
lalu Parlemen Eropa menyatakan ITU bukanlah lembaga yang tepat untuk
memegang otoritas internet. Pengamat memprediksi konferensi di Dubai
tersebut tidak akan membawa perubahan drastis terhadap aturan-aturan
internet. Sekretaris Jenderal ITU Hamadoun Touré menyatakan bahwa setiap
perubahan harus disetujui oleh setiap negara peserta.
ITU mengatakan pihaknya akan menerbitkan dokumen-dokumen yang digunakan dalam konferensi tersebut.
Sumber Artikel : http://indo.wsj.com/posts/2012/12/04/siapa-penguasa-dunia-maya/
Posting Komentar